Tangan diatas lebih baik daripada tangan dibawah." Yang dimaksud "diatas" di sini ya itu lebih utama, lebih tinggi dan lebih mulia. Karena dia yang memberi/bersedekah dan yang berderma. Penulis kitab ini Rahimahullah menyebutkan bahwa tangan diatas adalah yang memberi. Adapun tangan yang dibawah adalah yang meminta.
๏ปฟBab: Tangan Diatas Lebih Baik Daripada Tangan Dibawah Hadist pertama ุญูุฏููุซูููุง ููุชูููุจูุฉู ุจููู ุณูุนููุฏู ุนููู ู
ูุงูููู ุจููู ุฃูููุณู ูููู
ูุง ููุฑูุฆู ุนููููููู ุนููู ููุงููุนู ุนููู ุนูุจูุฏู ุงูููููู ุจููู ุนูู
ูุฑู
Bukannyatangan diatas lebih mulia daripada tangan dibawah. sebagaimana al hadits mengatakan bahwa "sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi manusia lainnya". memberi adalah salah satu jalan untuk membersihkan diri kita dari penyakit hati seperti merasa lebih terhormat dari orang lain. dan banyak memberi akan banyak mengundang rezeki.
Ekonomi Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp. Tangan Diatas Lebih Baik Dari Tangan Dibawah. Dalam soal kefakiran dan kekayaan kaum Sufi sepakat menyatakan bahwa kefakiran jika disertai sifat redha itu lebih afdhal dari kekayaan, sebab itulah ia menjadi pilihan Baginda Sidnan Nabi Muhammad SAW dan ini jugalah yang dianjurkan oleh Malaikat Jibril
e80rSqC. Skip to content HomeLandasan AgamaFikih dan MuamalahNasihat HatiNasihat UlamaSejarah IslamHomeLandasan AgamaFikih dan MuamalahNasihat HatiNasihat UlamaSejarah IslamHomeLandasan AgamaFikih dan MuamalahNasihat HatiNasihat UlamaSejarah Islam TANGAN YANG DI ATAS LEBIH BAIK DARIPADA TANGAN YANG DI BAWAH TANGAN YANG DI ATAS LEBIH BAIK DARIPADA TANGAN YANG DI BAWAH Jangan Tolak Pemberian Orang Nabi Shallallahu alaihi wa sallam bersabda ุงูููููุฏู ุงููุนูููููุง ุฎูููุฑู ู
ููู ุงููููุฏู ุงูุณููููููู Tangan yang di atas lebih baik daripada tangan yang di bawah [HR Bukhari no. 1427 dan Muslim 124]. Yaitu orang yang memberi lebih baik daripada orang yang menerima, karena pemberi berada di atas penerima, maka tangan dialah yang lebih tinggi sebagaimana yang disabdakan oleh Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam . Al-Yadus Sufla tangan yang dibawah memiliki beberapa pengertian Makna Pertama Artinya orang yang menerima, jadi maksudnya adalah orang yang memberi lebih baik daripada orang yang menerima. Namun ini bukan berarti bahwa orang yang diberi tidak boleh menerima pemberian orang lain. Bila seseorang memberikan hadiah kepadanya, maka dia boleh menerimanya, seperti yang terjadi pada Shahabat yang mulia Umar bin Khaththab Radhiyallahu anhu ketika beliau Radhiyallahu anhu menolak pemberian dari Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam , maka Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda kepadanya ุฎูุฐูููุ ููู
ูุง ุฌูุงุกููู ู
ููู ููุฐูุง ุงููู
ูุงูู ููุฃููุชู ุบูููุฑู ู
ูุดูุฑููู ูููุงู ุณูุงุฆูููุ ููุฎูุฐูููุ ููู
ูุง ููุงุ ูููุงู ุชูุชูุจูุนููู ููููุณููู Ambillah pemberian ini! Harta yang datang kepadamu, sementara engkau tidak mengharapkan kedatangannya dan tidak juga memintanya, maka ambillah. Dan apa-apa yang tidak diberikan kepadamu, maka jangan memperturutkan hawa nafsumu untuk memperolehnya.โ [Muttafaq alaih HR. Al-Bukhari no. 1473 dan Muslim no. 1045 110]. Demikian juga jika ada yang memberikan sedekah dan infak kepada orang miskin dan orang itu berhak menerima, maka boleh ia menerimanya. Makna Kedua Yaitu orang yang minta-minta, sebagaimana dalam sabda Nabi Shallallahu alaihi wa sallam ุงูููููุฏู ุงููุนูููููุง ุฎูููุฑู ู
ููู ุงููููุฏู ุงูุณูููููููุ ุงูููููุฏู ุงููุนูููููุง ูููู ุงููู
ูููููููุฉูุ ููุงูุณููููููู ูููู ุงูุณููุงุฆูููุฉู Tangan yang di atas lebih baik daripada tangan yang di bawah. Tangan di atas yaitu orang yang memberi infak dan tangan di bawah yaitu orang yang minta-minta [Muttafaq alaih HR. Al-Bukhari no. 1429 dan Muslim no. 1033, dari Abdullah bin Umar Radhiyallahu anhuma]. Makna yang kedua ini terlarang dalam syariโat bila seseorang tidak sangat membutuhkan. Karena meminta-minta dalam syariโat Islam tidak boleh, kecuali sangat terpaksa. Ada beberapa hadis Nabi Shallallahu alaihi wa sallam yang melarang untuk meminta-minta, di antaranya sabda Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam ู
ูุง ููุฒูุงูู ุงูุฑููุฌููู ููุณูุฃููู ุงููููุงุณูุ ุญูุชููููฐ ููุฃูุชููู ููููู
ู ุงููููููุงู
ูุฉู ููููุณู ูููู ููุฌููููู ู
ูุฒูุนูุฉู ููุญูู
ู Seseorang senantiasa meminta-minta kepada orang lain sehingga ia akan datang pada Hari Kiamat dalam keadaan tidak ada sepotong daging pun di wajahnya [Muttafaq alaih HR. Al-Bukhari no. 1474 dan Muslim no. 1040 103]. Hadis ini merupakan ancaman keras yang menunjukkan bahwa meminta-minta kepada manusia tanpa ada kebutuhan itu hukumnya haram. Oleh karena itu, para Ulama mengatakan bahwa tidak halal bagi seseorang meminta sesuatu kepada manusia kecuali ketika darurat. Ancaman dalam hadis di atas diperuntukkan bagi orang yang meminta-minta kepada orang lain untuk memperkaya diri, bukan karena kebutuhan. Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda ู
ููู ุณูุฃููู ู
ููู ุบูููุฑู ููููุฑู ููููุฃููููู
ูุง ููุฃููููู ุงููุฌูู
ูุฑู Barang siapa meminta-minta kepada orang lain tanpa adanya kebutuhan, maka seolah-olah ia memakan bara api.โ [Shahih HR. Ahmad IV/165, Ibnu Khuzaimah no. 2446, dan ath-Thabrani dalam al-Muโjamul Kabรฎr IV/15, no. 3506-3508. Lihat Shahรฎh al-Jamiโish Shaghรฎr no. 6281, dari Hubsyi bin Junadah Radhiyallahu anhu]. Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu ia berkata, Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda ู
ููู ุณูุฃููู ุงููููุงุณู ุฃูู
ูููุงููููู
ู ุชูููุซููุฑูุง ุ ููุฅููููู
ูุง ููุณูุฃููู ุฌูู
ูุฑูุง ุ ููููููุณูุชูููููู ุฃููู ููููุณูุชูููุซูุฑู Barang siapa meminta harta kepada orang lain untuk memperkaya diri, maka sungguh, ia hanyalah meminta bara api. Maka silakan ia meminta sedikit atau banyak [Shahih HR. Muslim no. 1041, Ahmad II/231, Ibnu Majah no. 1838, Ibnu Abi Syaibah dalam al-Mushannaf no. 10767, al-Baihaqi IV/196, Abu Yaโla no. 6061, dan Ibnu Hibban no. 3384-at-Taโlรฎqatul Hisan]. Adapun meminta-minta karena adanya kebutuhan yang sangat mendesak, maka boleh karena terpaksa. Allah Azza wa Jalla berfirman ููุฃูู
ููุง ุงูุณููุงุฆููู ููููุง ุชูููููุฑู Dan terhadap orang yang meminta-minta, janganlah engkau menghardiknya.โ [Adh-Dhuha/9310] Related Posts
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. "lebih baik tangan diatas atau lebih baik tangan dibawah" pasti kalian tidak asing dengan kata-ini, jika kalian nalarkan lebih baik tangan di atas bukan ?kalian pasti kalian sudah mengetahui arti dari kalimat diatas, lebih baik memberi dari pada meminta. hal ini bukan hal sepele yang ada di sekitar kehidupan kita melainkan hal ini sudah luas dilingkungan sekitar kita. mungkin kita pernah mengharapkan traktiran dari temen kita itung-itung irit uang lah, hal ini lumrah di sekitar kita tak merasa menggeli ditelinga kita. tapi apa kalian tidak risih dengan pengemis yang ada disekitar kita, tetapi tidak jika kita baru tau sekali pasti yang ada dibenak kita rasa kasihan dan rasa ingin memberi, tapi ketika ada duakalintiga kali dengan keadaan yang sama pasti kita merasa tidak enak memandangnya apa lagi dizaman sekarang ini banyak para pengemis gadungan yang menjadikan pengemis adalah pekerjaan pokoknya samapai dia kaya raya dari hasil mengemis, apa yang ada dalam fikiran mereka ? hanya duduk diam menunggu orang melintas dan mendapatkan imbalan tanpa harus memberi jasa dimana-mana enak saja seperti itu, mungkin jika ada cabang pekerjaan dari mengemis akan sangat banyak peminatnya. kadang kalian merasa risih atau bagaimana terhadap para pengemis tersebut ?apa merasa kasihan terhadap penampilan dan rintihan minta tolongnya apa tidak suka atas terkadang setiap orang tertuntut dari ekonominya atau kurangnya lapangan kerja bagi mereka atau juga kurangnya lapangan kerja bagi mereka yang berpendidikan rendah. dilihat dari faktor ini kasihan melihat mereka tetapi dalam pemikiran saya kenapa mereka tak berusaha lebih dalam mencari nafkah toh banyak yang senasib seperti mereka tetapi sangat bersemangat bekerja tanpa harus menadahkan tangannyabkesetiap orang. kenapa para pengemis gadungan berfikir bahwa pengemis itu pekerjaan yang mudah praktis dan tidak bertenaga apa mereka tidak berfikir mereka akan bersenang-senang dengan hasil nelaskasihan orang, berbicara moral mereka bertindak dengan moral yang mana. bersosialisasi terhadap manusia lain dengan tindakan yang tidak mereka sebagai pengemis tidak memiliki jiwa semangat kerja, bekerja keras tawakal dan berdoa apapun hasilnya yang penting kita sudah berusaha. apakah pengemis itu berfikir yang penting aku enak dan mendapat untung banyak, hal seperti ini kan bukan sepatutnya. lantas bagaimana seharusnya membuat mereka memiliki semangat kerja yang tinggi atau dengan bersosialisasi rasanya sulit untuk mendengarkan bagi mereka, atau yang berfikir acuh ta acuh terhadap prihal seperti ini dan nerprinsip yang penting aku bahagia, apa kalian tidak merasa kaget dan terkejut terhadap para pengemis yang bagi wilayah untuk pendapatan mereka hal ini sangat tidak wajar bukan, kitanya niat ikhlas bersodakoh jadi buyar mendengar ada berita seperti itu. jadi bukannya kita enggan bershodakoh atau enggan membantu lebih baik kita mensodakohkannya ke masjid dari pada nantinya kita merasa tidak ikhlas setelah mengetahui sandiwara mereka lebih baik seperti itu dari pada niat ikhlas kita kita tidak boleh suuzan tetapi jika memang mereka para pengemis yang mangkal sudah sebulan lebih atau berbulan-bulan dengan keadaan kaki luka nggk sembuh-sembuh apa itu bukan sandiwara, sudah jelas buakan jadi lebih baik niat ikhlas kita disodakohkan ke masjid atau langsungbtertuju kepada orangnya yang langsung bersangkutan dan kita mengetahui kebenarannya. bukan niat pilih-pilih tapi biar niat ikhlas kita terjaga. 1 2 Lihat Humaniora Selengkapnya
gambar tangan diatas lebih baik daripada tangan dibawah